Monday, July 27, 2009

Memilih Mainan Anak

Anak balita tanpa mainan? Hal itu jelas mustahil. Anak hidup dengan bermain dan belajar juga lewat bermain. Membiarkan tangan anak kosong tanpa satu pun benda dipegangnya untuk dimainkan hanya akan menjadi bumerang bagi orang tua. Rewel dan uring-uringan sangat mungkin terjadi.

Lebih parah lagi jika kemudian mereka beralih menjadi “TV mania”, yang kuat berjam-jam di depan televisi, sementara tayangannya belum tentu sesuai dengan usia mereka.

Namun di tengah membanjirnya produksi mainan anak, orang tua juga ternyata perlu selektif memilihnya. Beberapa kriteria perlu diperhatikan agar mainan yang kita berikan pada anak-anak memiliki nilai manfaat dan juga aman bagi mereka.

Berikut ini kriteria mainan dan permainan anak yang bisa menjadi acuan bagi orang tua:

  • Berasal dari bahan yang aman (tidak mengandung racun)
  • Bisa mengaktifkan saraf motorik (motorik kasar maupun motorik halus)
    Contoh: balok-balok kayu, bola berbagai ukuran, gelas-gelas plastik untuk di tumpuk, manik-manik besar untuk dironce, alat jahit mainan, pasir dan air, lempung mainan, kelereng luncur, mobil-mobilan yang bisa ditarik, sepeda roda tiga, ayunan, perosotan, dll
  • Bisa mengaktifkan sisi kognitif otak
    Contoh: kartu-kartu kata, kartu-kartu gambar, PAS, logico,puzzle (dari kertas, kayu, atau bahan sintetis), buku-buku cerita, balok-balok bongkar pasang, dll.
  • Memungkinkan adanya interaksi dengan anak sebaya atau orang tua
    Misalnya: bermain bola, bermain lompat tali, atau bermain tebak kata dengan kartu-kartu.

Hindari sedapat mungkin mainan yang mempergunakan baterai pada usia balita, karena akan mengurangi aktivitas motorik mereka. Membiarkan anak-anak berlarian di halaman jauh lebih baik daripada membiarkan mereka hanya terduduk melihat mobil-mobilan elektrik berjalan dengan bantuan remote control.

Semoga bermanfaat!

maya a. pujiati (pustakanilna.com)


perkembangan anak

"TIGA TAHUN PERTAMA dalam kehidupan anak merupakan

masa yang paling sensitif, yang akan SANGAT MENENTUKAN

perkembangan otak dan kehidupannya di masa mendatang."

Mengapa begitu ?

Bagian TERPENTING tubuh kita, yaitu OTAK, tumbuh dengan

sangat pesat pada awal kehidupan, dan akan mencapai 70-80%

pada 3 TAHUN PERTAMA !

Bayangkan ! Otak yang begitu penting ini ternyata sebagian besar

ditentukan pada awal kehidupan kita.

Artinya, jika anda menginginkan anak anda tumbuh dengan kondisi

yang TERBAIK, maka anda harus menginvestasikan waktu dan

apapun pada 3 tahun pertama ini, lebih dari waktu yang lain.

Jika anda mengabaikan begitu saja rentang waktu 3 tahun pertama

ini, maka anak anda tidak akan berkembang dengan maksimal,

dan anak anda akan menjadi anak yang biasa-biasa saja.

Apakah itu yang anda inginkan ? Tentu saja tidak !

Jika kita sebagai orangtua bisa melakukan yang terbaik bagi anak,

maka itulah KEWAJIBAN kita untuk memberikan HAK anak kita.

Di buku berbahasa Jepang yang berjudul "Anak Cerdas dengan

IQ 200 Ditentukan oleh IBUNYA", dicantumkan hasil interview

terhadap banyak sekali ibu yang berhasil mendidik anaknya

menjadi sangat cerdas sekali.

Intinya, peran ibu yang BENAR pada 3 TAHUN PERTAMA akan

sangat menentukan kecerdasan anaknya.

Maksud kata yang "BENAR" disini, tidak ada hubungannya apakah

sang ibu tersebut bekerja ataukah sebagai ibu rumah tangga

secara full-time.

PERTAMA,

Berikan waktu 1 JAM KHUSUS setiap harinya, tanpa boleh

diganggu gugat oleh kegiatan lain, untuk anak anda untuk

berinteraksi dengan kegiatan yang efektif bagi perkembangan

kecerdasannya.


KEDUA

Untuk para orangtua yang bekerja, anda perlu MEMONITOR dan

memberikan PENGARAHAN yang benar kepada babysitter atau

siapa saja yang mengasuh anak anda tentang kegiatan yang perlu

dilakukan oleh anak anda selama anda tidak di rumah.

balitacerdas.com